JANGAN MENGIRA ALLAH LALAI DARI SEGALA BENTUK KEZALIMAN
Thursday, 3 July 2025
Edit
JANGAN MENGIRA ALLAH LALAI DARI SEGALA BENTUK KEZALIMAN
Firman Allah ﷻ:
وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱللَّهَ غَـٰفِلًۭا عَمَّا يَعْمَلُ ٱلظَّـٰلِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍۢ تَشْخَصُ فِيهِ ٱلْأَبْصَـٰرُ
"Dan janganlah kamu mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari di mana mata-mata terbelalak (karena ketakutan)." (QS. Ibrāhīm: 42)
Dalam kehidupan ini, sering kita menyaksikan kezaliman merajalela. Orang-orang yang menyalahgunakan kekuasaan, menindas yang lemah, mencuri hak orang lain, mereka tampak hidup makmur, tenang, bahkan dielu-elukan. Kemana keadilan? Mengapa Allah membiarkan ini terjadi?
Pertanyaan itu seakan dijawab tegas oleh ayat ini. Jangan sekali-kali mengira bahwa Allah lalai. Dia Mahatahu, Maha Adil, hanya saja Dia memberi penangguhan, bukan karena tidak peduli, tapi karena azab itu telah disiapkan pada waktu yang pasti, yakni Hari yang sangat mengerikan.
Imam Ibnu Katsir menjelaskan, "Ayat ini merupakan hiburan bagi Rasulullah ﷺ terhadap perbuatan orang-orang musyrik yang zalim dan menyakiti beliau serta para pengikutnya. Allah menegaskan bahwa Dia tidak lalai, hanya saja menunda mereka sampai datangnya hari pembalasan."
Ibnu Katsir menambahkan bahwa "hari di mana mata-mata terbelalak" adalah hari Kiamat, saat ketakutan luar biasa membuat manusia tidak mampu mengedipkan mata. Mereka menyaksikan kedahsyatan azab dan tidak bisa mengelak.
Dalam tafsir Al Misbah juga dikatakan bahwa, "Penundaan ini bukan berarti kezaliman mereka diterima atau diabaikan. Justru, ini adalah ujian terhadap manusia: apakah ia akan tetap teguh dalam keimanan walau melihat kebatilan seolah menang. Hari yang dijanjikan itu adalah saat segala kebohongan dan penindasan dibongkar, dan para pelaku kezaliman tidak bisa melarikan diri." (Al-Misbah, Tafsir QS. Ibrahim: 42)
Penjelasan Sayyid Qutb dalam Fi Zilal al-Qur’an, "Sekilas pandang, bagi sebagian orang, tampak seolah-olah para pelaku kezaliman hidup dengan tenang dan nyaman di dunia ini. Mereka mendengar ancaman dari Allah, tetapi tidak melihat azab itu menimpa mereka secara langsung di dunia."
"Namun, ayat ini menjelaskan bahwa azab itu telah ditentukan waktunya, yakni pada hari yang mengerikan, saat di mana mereka akan diambil dengan azab yang tidak bisa ditunda lagi, dan tidak ada jalan keluar darinya."
"Itulah hari yang sangat dahsyat, hari ketika mata-mata manusia terbelalak, terbuka lebar karena ketakutan dan keterkejutan. Mata yang tidak berkedip, tidak bergerak, terpaku karena begitu ngerinya suasana. Mereka akan terjebak dalam ketakutan dan kegentaran yang tidak terperi, dan pada saat itulah kebenaran janji Allah akan nyata, serta keadilan-Nya akan ditegakkan sepenuhnya."
Allah Tidak Pernah Tidur
Ayat ini dan tafsirnya memberikan pelajaran penting bahwa ketika kezaliman merajalela, jangan putus harap. Ketika kebenaran tampak lemah, jangan undur. Karena Allah sedang menyusun skenario yang sempurna untuk menegakkan keadilan-Nya.
Hari itu akan datang. Hari di mana manusia yang dulu pongah, menertawakan kebenaran, mempermainkan hukum, akan berdiri kaku dalam ketakutan yang belum pernah dirasakan di dunia. Mata mereka tidak berkedip, tubuh mereka tak sanggup bergerak, dan hati mereka diliputi penyesalan yang tiada akhir.
Maka bersabarlah wahai hamba-hamba yang tertindas. Sujudmu, sabarmu, dan perjuanganmu tidak sia-sia. Allah tidak lalai.🤲
(Aidil Heryana)