Kandidat Muslim Pro-Palestina Zohran Mamdani Kalahkan Pengacara Netanyahu di New York
[PORTAL-ISLAM] Kemenangan Zohran Mamdani, kandidat Muslim pro-Palestina dalam pemilu pendahuluan Partai Demokrat New York, bukan hanya soal politik lokal. Ia menyingkirkan lawan kuat: Andrew Cuomo, pengacara Benjamin Netanyahu di Mahkamah Pidana Internasional (ICC) sekaligus tokoh yang didukung lobi pro-Israel.
Mamdani, anggota parlemen negara bagian berusia 33 tahun dan penganut demokrasi sosialis, menempati posisi puncak beberapa jam usai pemungutan suara ditutup. Walaupun masih menunggu penghitungan suara berbasis peringkat, posisi Mamdani makin kokoh di garis terdepan.
Pertarungan Dua Kutub Ideologi
Lawan Mamdani, Cuomo, mantan Gubernur New York yang tersandung skandal dan kini menjadi bagian tim hukum Netanyahu, tampil sebagai tokoh pro-Israel yang agresif. Ia menjadikan isu antisemitisme sebagai amunisi kampanye, mengusung dukungan kuat terhadap Israel.
Sementara itu, Mamdani mengambil sikap berani: berjanji menangkap Netanyahu jika sang PM Israel menginjakkan kaki di New York. Sebuah posisi politik yang memicu ancaman pembunuhan kepada dirinya dan keluarga.
“Saya tidak akan meninggalkan keyakinan atau komitmen saya untuk memperjuangkan hak asasi manusia,” ucap Mamdani dalam pidato kemenangannya, Rabu (25/6).
Politik Global di Panggung Lokal
Pertarungan antara Mamdani dan Cuomo mencerminkan betapa konflik Timur Tengah merembes ke politik lokal Amerika. Kota New York adalah rumah bagi populasi Yahudi terbesar di luar Israel dan komunitas Muslim terbesar di Barat.
Donasi jutaan dolar mengalir dari kelompok pro-Israel untuk menggagalkan kandidat seperti Mamdani, yang lantang mengkritik Israel dan mendukung hak-hak rakyat Palestina, termasuk slogan-slogan kontroversial seperti “Globalize the Intifada”.
Sikap Teguh dalam Tekanan
Meski dihujani tuduhan antisemitisme, Mamdani teguh dalam keimanannya dan tak goyah dalam mendukung Gaza. Ia menjadikan pengalaman pribadinya—teror, ketakutan, dan diskriminasi—sebagai bahan bakar untuk perjuangan politik.
Kemenangan ini bukan hanya langkah politik, tapi juga pesan kuat: isu Palestina telah menjadi bagian tak terpisahkan dari nurani politik generasi baru di Amerika.